Pentingnya Adab dalam Kehidupan
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari bantuan orang lain, sebagai makhluk yang diamanahkan untuk memakmurkan bumi (Al khalifatu fil Ard) maka sisi sisi kemanusian yang ada dari Ilahi harus serta dibawa dalam interaksi sehari hari. Maka penting sekali bagi manusia untuk mengedepankan adab dalam pergaulannya. Permasalahan saat ini yang sangat mendasar adalah hilangnya adab dari umat islam. Adab sangat penting bagi seseorang yang mangaku beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, karena itu merupakan gambaran agamanya, jika adabnya tidak ada maka tidak ada nilai dimata manusia. Bagaimanapun juga adab lebih penting dari ilmu yang ada dalam diri seseorang, karena adab merupakan aplikasi nyata dari ilmu.
Salah satu murid Imam Malik yang Bernama Abdurrahman Ibnu Qosim mengatakan “ Aku berkhidmat kepada Imam Malik selama 20 tahun, 18 tahun dihabiskan untuk mempelajari adab dan 2 tahun untuk mempelajari ilmu (Abdul Wahab Al Sya’roni, Tanbih Al mughtarrin Fil Qorn Al ‘asyir, ‘Ala ma Khalafuu fihi salafuhum At thahir), sedangkan Imam As Syafi’I pernah ditanya “Bagaimana keinginanmu terhadap adab?” ia menjawab “Ketika aku mendengar tentang adab maka seluruh tubuhku merasakan nikmat karenanya” ia ditanya lagi “bagaimana engkau mencari adab?” ia menjawab “Seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya dan ia tidak memiliki apapun selain anak itu”.
Perhatian ulama terdahulu sangat besar terhadap adab, hal ini banyak dilihat dari buku buku karangan ulama terdahulu yang menuliskan bab khusus tentang adab. Karena memang harga diri dari seorang muslim terletak dari adab yang ada pada dirinya. Masalah besar umat saat ini adalah loss off adab, menurut Prof. Syed Muhammad Naquib Al Attas mendefinisikan hilangnya adab itu adalah hilangnya disiplin badan, pemikiran, dan jiwa. Seorang yang beradab menurutnya adalah orang yang memahami dan mengakui posisinya yang tepat dengan dirinya sendiri, masyarakat dan komunitasnya.
Jadi ia betul betul memahami potensi fisik, keilmuan dan spiritualnya. Ketika manusia tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya makai ia sudah kehilangan adab, Ketika seorang ayah/ibu tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya maka mereka telah kehilangan adab, Ketika seorang muslim tidak paham akan seperti apa ia dilingkungannya makai ia telah kehilangan adab, seseorang ‘alim tapi tidak mengamalkan ilmunya makai hilang adabnya, seorang pegawai tidak disiplin dengan waktu yang telah disepakati maka ia telah kehilangan adab.
Inilah adab dalam Islam, begitu agungnya sehingga semuanya terangkum dengan kata “adab”, maka kejayaan agama Islam dapat diraih Kembali dengan memahami adab itu sendiri. Adab merupakan bagian dari akhlak dan merupakan misi yang dibawa oleh baginda Nabi SAW. Keagungan Rosulullah tergambar dari akhlaknya dan dicontoh oleh para sahabat, para tabi’in dan generasi sesudahnya. Orang yang beradab berarti ia telah adil, dan lawan adil adalah Zulm, sebuah kondisi tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, di dalam Al Quran Allah mengancam tidak akan memberikan petunjuk kepada orang orang yang berbuat zolim. Maka penting sekali membiasakan adab dalam sehari hari agar kita senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah SWT.
Namun sangat disayangkan sekali jika ajaran Islam yang agung ini hilang dari jati diri umat Islam, keagungan Islam terhalang karena umat islam sendiri yang menghalanginya, maka tugas kita sebagai orang yang memiliki kesadaran untuk terus belajar dan membumikan adab dalam pergaulan sehari hari. Maka ingatlah sejarah umat islam dimasa lalu, yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia dengan mengedepankan adab. Dengan adab kehidupan manusia selalu terekam jelas di buku buku sejarah dan menjadi kebanggaan umat sesudahnya.
Maka menjadi tugas Lembaga Pendidikan khususnya untuk mengedepankan adab bagi guru, pegawai dan peserta didiknya. Peserta didik dalam hal ini siswa/i dan orang tuanya, sehingga terjalinlah komunikasi yang baik, intens dan berkesinambungan. Lembaga pendidikan (pegawai dan guru) menyadari kewajibannya kepada peserta didik, dan peserta didik juga mengetahui akan kewajibannya, kalau sudah terjalin adab yang baik dikalangan keluarga besar lembaga pendidikan maka bukan tidak mungkin akan lahir generasi emas yang terus menyinari dunia dengan keagungan akhlaknya dan bukan tidak mungkin pula kejayaan umat Islam yang tercatat di buku buku sejarah akan terulang kembali.
Bagaimana mengawali membangun fondasi adab dalam kehidupan? Ada 2 hal penting untuk mengawalinya:
1. Sentuh hatinya terlebih dahulu, karena dalam sebuah hadist mengatakan bahwa manusia tergantung hatinya, jika hatinya baik maka baik pula semuanya, namun apabila jelek maka jelek juga semuanya. Maka kewajiban lembaga Pendidikan membangun kehidupan hati setiap individu yang ada di dalamnya dan selalu menyiramnya agar selalu tumbuh subur sehingga tidak terjangkiti penyakit penyakit hati yang membahayakan kehidupan dunia dan akheratnya.
2. Mengenalkan sosok idieal umat Islam itu sendiri yaitu baginda Rosulullah SAW. Hal ini penting karena pada dasarnya umat Islam sudah memiliki pedoman pembentukan adab yang sangat jelas dan telah terbukti dalam sejarah telah melahirkan generasi generasi unggul yang susah untuk dicopy Kembali. Keteladanan Nabi SAW tidak mungkin ditandingi oleh siapapun, Nabi SAW memiliki julukan manusia luar biasa tetapi tidak terlepas dari unsur unsur manusiawi yang melekat pada dirinya, sehingga seluruh kehidupan Nabi SAW bisa ditiru dan dijadikan teladan untuk umat hingga akhir jaman.
Dua hal diatas sangat penting untuk membangun fondasi adab yang akan diterapkan kepada generasi umat ini. Dalam pelaksanaan tentunya sangat berat sekali mengingat sudah banyak terkontaminasinya generasi saat ini dengan berbagai macam penyakit zaman. Hanya dengan keyakinan yang tinggi kepada Allah SWT semuanya pasti akan terwujud.
Inspirasi dari buku DR. Adian Husaini
“PENDIDIKAN ISLAM MEWUJUDKAN GENERASI GEMILANG MENUJU NEGARA ADIDAYA 2045 KOMPILASI PEMIKIRAN PENDIDIKAN”
Penulis :
Ahmad Furqon, S.Pd.I
Ketua UPZ Yaa Bunayya